Miss world dengan segala covernya tetaplah sebuah kontes yang
lebih mengarak ke fisik, meskipun di kampanyekan dengan kecerdasan. Sejak jaman
dahulu obyek wanita tetap menarik di dunia ini. Bahkan kadang wanita sendiri
tidak merasa ditipu oleh para penipu berkedok harkat dan martabat kewanitaan. Iklan-iklan
akan lebih menjual jika di dalamnya ada nilai-nilai yang mengeksploitasi tubuh
wanita tanpa batas. Nilai-nilai yang lebih mengarah ke arah sex bebas.
Penyelengaraan miss world di bali ini juga suatu kecelakaan dan
mungkin memang di skenariokan agar terjadi kecelakaan di indonesia. Dari sisi
religi, negara dengan umat iuslam terbanyak di asia ini, seakan-akan dibuat
sebuah bidak permainan. Dengan gampannya penyelenggara miss world mengajukan
ijin ke pemerintah, padahal secara logika, dengan banyaknya umat islam yang
berada di negara ini, pasti akan ada konflik. Seakan-akan memang diskenariokan
untuk mencoba memecah belah pemikiran umat islam, di kotakkan dan di petakan,
siapa saja yang beraliran puritan maupun liberal. Siapa yang mendukung dan
menolak, sehingga setelah miss world ini, mungkin akan ada agenda sejenis masuk
ke wilayah negara kita tercinta ini.
Agenda internasional
ini kemungkinan besar memang bertujuan untuk memecah belah negara ini. Coba
kita bayangkan, atau kita bandingkan, salah satu keruntuhan Uni soviet kala
itu, bukan saja masalah politik militer invasi ke afghanistan, namun juga
masalah budaya – budaya ke-baratan yang sebenarnya bertentangan dengan marxisme
awal saat revolusi era Lenin maupun Stalin. Bahkan soviet dikenal sebagai
negara porno besar. Negara dengan
kekuatan besar dan ideologi yang cukup membahana di seantero dunia, bisa dihancurkan
dengan penyusupan budaya-budaya yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya
asal. Kekuatan militer yang besar dan raksasa terutama dengan pakta warsawanya
seakan-akan membisu saat gelombang budaya menyikat pemikiran generasi mudanya.
Melihat kondisi umat islam di negara kita ini, dengan beragam
alirannya, sebenarnya merupakan peluanguntuk persatuan , namun juga ada peluang
kehancuran, banyak benturan pemikiran yang memang sengaja dibuat untuk
dibenturkan, yang ranahnya bukan lagi perdebatan untuk mencari keilmuan tapi
sudah penghancuran. perdebatan sudah jauh melenceng dari kaidah-kaidah yang
berlaku. Dengan alasan pembaharuan namun justru seakan-akan kembali ke
belakang. Salah satunya miss world 2013, dengan alasan emansipasi, brain, beauty,
tidak ada bikin dan lainnya, sekaan-akan menjustifikasi untuk melindungi
wanita.
Kemudian dari sisi pariwisata, coba kita perhatikan
iklan-iklan di TV kabel lokal, yang pertama berani mengiklankan pariwisatanya
di dunia justru adalah malaysia dan singapura. Negara yang berani tanpa miss world, justru pariwisatanya
mendunia. Kalo memang pemerintah berani,
tolak saja miss world, anggaran dipakai untuk mengkampanyekan pariwisata
indonesia dengan lebih beradad dan ujung pasti barokah. Tidak perlu pamer aurat
untuk membuat negara kita kaya devisa dari pariwisata. Tidak ada korelasi
antara pariwisata dengan pamer aurat. Bahasa suroboyoanya : “Kaspo cak.”
Hal ini juga sebagai titik tolak semua elemen islam, bahwa
serangan bertubi-tubi ke negara kita akan semakin sering dan gencar. Mulai dari
pemikiran liberal hingga suatu budaya. Dengan berbagai aliran apapun,
seharusnya dengan pendidikan yang baik di masing-masing harokah atau
pergerakannya, tetap ada poin yang sama yaitu ukhuwah.